Kamis, 06 Desember 2012

Asuhan Keperawatan Osteomalasia


BAB I
PENDAHULUAN

   1.1 latar belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia. Kekurangan kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa, dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya osteomalasia
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis. pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak-anak, dewasa atau pun orang tua
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari.
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang. 
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang
Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah “ Asuhan Keperawatanosteomalasia

   1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Osteomalasia
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi :
  • Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Osteomalasia
  • Mampu membuat rencana keparawatan pada klien denganOsteomalasia
  • Mampu menyebutkan faktor pendukung dan penghambat dalam asuhan keperawatan dengan Osteomalasi


BAB II
LANDASAN TEORITIS

   2.1 Definisi Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 )
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis (http://www.klikdokter.com/illness/detail/99)
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.

   2.2 Etiologi Osteomalasia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan osteomalasia yaitu:
  1. menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
  2. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
  3. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
  4. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi ialah :
  • Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
  • Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
  •  Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik

   2.3 Anatomi Fisiologi Tulang
Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam kategori tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tak teratur. Bentuk dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal. Tulang terdiri atas batang tulang (diafisis) yang terdiri darikortikal. ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus. plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal .ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan .tulang pendek terdiri dari tulang canselus ditutpi selapis tulang kompak, tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoesis, dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak. tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik, sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks tulang, protein dan deposit mineral, sel- sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas, Osteosit dan Osteosklas .
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana garam – garan mineral anorganik ditimbun.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon. Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran, resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. di tengah osteon terdapat kapiler. di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella. di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus .

   2.4 Patofisiologi
Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral. Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi kekurangan dalan diet, malabsorpsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik , terapi antikonvulsan berkepentingan (fenitoinm fenobarbital) dan kekurangabn vitamin D (diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D) sering berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek) terutama akibat kemiskina, tapi mematang makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Pling sering terjadi di bagian dunia di mana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan dan dimana terjadi kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan gastrointestinal dimana absorpsi lemak tidak memadai sering menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D (bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium diekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam lemak. Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pankreatitis kronik dan reseksi usus halus.
Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis. Kalsium yang bersedia dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan klasiun dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati obstruksi dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demineralisasi tulang.
Selain itu, penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin D, karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D ke bentuk aktif. Akhirnya, hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalfisikasi skelet dan artinya oateomalasia dengan peningkatan eksresi fosfat dalam urine.

   2.5 Manifestasi Klinis Osteomalasia
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :
  1. nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha
  2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
  3. Penurunan berat badan
  4. Anoreksia
Pada anak – anak 
  1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
  2. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
  3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
  4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
  5. Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
  6. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki.

    2.6 Penatalaksanaan
  1. Penatalaksanaan medik
  • Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
  • Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
  1. Penatalaksanan non medic
  • Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
  • Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
  
    2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pada foto X-ray jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium memperlihatkan kadar kalsium fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Kalsium urine dan ekskresi kreatinin rendah. Sementara pada biopsi tulang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.

    2.8 Diagnosa dan Intervensi yang mungkin muncul pada kasus osteomalasia
  1. Nyeri b/d kelemahan
Intervensi :
  • Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )
  • Berikan lingkungan yang nyaman
  • Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi
  • Kolaborasi Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
  1. Harga diri rendah b/d deformitas
Intervensi :
  • Bina hubungan saling percaya
  • Sapa klien dangan ramah
  • Perkenalkan diri
  • tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
  • Buat kontrak yang jelas
  • jelaskan tujuan intervensi
  • Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
  • Kontak mata dengan klien
  • dorong klien dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Dengarkan ungkapan klien dengan empati
  • Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
  • Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya
  • Dorong klien untuk menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya
  • Beri pujian yang positif atas tindakan klien.
  • Kaji gambar koping yang dimiliki oleh klien
  • Tentukan kapan mulai menggunakan koping tersebut.
  • Gali kekuatan dan sumber kekuatan yang dimiliki klien
  • Beri remforcement yang positif atas keberhasilan kerja klien.
  1. Gangguam mobilitas fisik b/d perlunakan kerangka tubuh
Intervensi :
  • Kaji tingkat kemampuan ROM aktif pasien
  • Anjurkan pasien untuk melakukan body mechanic dan ambulasi
  • Ajarkan cara-cara yang benar dalam melakukan macam-macam mobilisasi seperti body mechanic ROM aktif, dan ambulasi
  • Kolaborasi dengan fisioterapi dalam penanganan traksi yang boleh digerakkan dan yang belum boleh digerakkan
  1. Resiko cidera b/d deformitas
Intervensi :
  • Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien
  • Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko
  • Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat tidur, dll)
  • Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah
  • Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaanyang baik, memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahayaditempat yang aman)
  • Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan


BAB III
PENUTUP

   4.1 Kesimpulan
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang(menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 )
Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi kalsium.Penyakit malabsorbsi ,gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat juga mengakibatkan terjadinya osteomalasia
Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini adalahnyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah..Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya

   4.2 Saran
LP ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit osteosarkoma ini sangat berbahaya dan kita sebagai mahasiswa kesehatan harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.




DAFTAR PUSTAKA

            Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
         Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
  Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
            Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC.